Menyoal Ahok, dan membahas Jan Pieterszoon Coen

(kiri: Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama. Kanan: Jan Pieterszoon Coen Gubernur Jenderal Hindia Belanda 16191623 dan untuk masa jabatan yang kedua berlangsung pada tahun 16271629. Foto Wikipedia.com)

Tempo hari, yakni sebelum reshufle kabinet Pemerintahan Presiden Joko Widodo ke-2, heboh berita terkait perselisihan antara Gubernur DKI Jakarta (pengganti Joko Widodo yang menjadi presiden) dengan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli. Yang menarik adalah Rizal Ramli berujar dalam wawancara nya dengan TV One
“Ahok ini jangan cengenglah masa’ setiap kali ada masalah lapor ke presiden”

Perselisihan kedua pejabat publik tersebut terjadi akibat kisruh Reklamasi pulau di Teluk Jakarta, dimana Rizal Ramli tidak setuju proyek Reklamasi itu dilakukan mengingat reklamasi hanya menguntungkan pihak tertentu yakni beberapa perusahaan swasta seperti PT Agung Podomoro Land dan PT Intiland Development yang kini ditambah dengan Fuhai Group. Tiga di antaranya merupakan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), yaitu PT Jakarta Propertindo, Pembangunan Jaya dan Jaya Ancol (1).

Melihat ini dapat dibuat menjadi anekdot keterkaitan atau persamaan Basuki Tjahaya Purnama dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Salah satunya Gubernur Jenderal Jan Coen dari kebijakan keduanya.

Selang lebih dari 400 tahun silam, pada 30 Mei 1619, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Jan Coen di tempat yang sama menggelar ribuan pasukan untuk menghancurkan dan meratakan Kota Jayakarta (2). Mengingat apa yang di lakukan ahok waktu akan melancarkan pengerjaan  Proyk reklamasi teluk jakarta beliau sempat menggusur beberapa masyarakat sekitar teluk yang berprofesi sebagai nelayan yang kini lebih susah untuk mencari ikan karena tempat berlabuhnya kapal-kapal atau perahu-perahu pencari ikan mereka di gusur untuk proyek reklamasi (3).

Gubernur Jenderal Jan Coen juga berpartisipasi dengan perusahaan Dagang belanda yakni VOC dalam melakukan berbagai proyek-proyek yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakannya sebagai Gubernur Hindia Belanda yang notabene mengalirkan pundi-pundi uang kepada VOC, yang tidak jarang kebijakannya merugikan rakyat pribumi.

Bedanya Ahok adalah Orang yang lahir dan hidup di Indonesia, Jon Coen adalah orang Belanda yang berbeda Ras, bahasa dan Budayanya, serta masih dimaklumi jika Jon Coen melakukan hal – hal yang demikian. Apakah benar ada kongkalikong antara Ahok dan beberapa perusahaan – perusahaan proyek Reklamasi tersebut ? Hanya Tuhan, Ahok dan para Pengusaha itulah yang tahu.

Belum lagi baru-baru ini ada berita mengenai pak Ahok yang membahas tentang surat Al-Maidah 51 didalam salah satu pidato nya. Pak Ahok bukanlah seorang Muslim, dan bahkan seorang yang sudah Muslim sejak lahir pun, belum tentu boleh menafsirkan ayat-ayat suci Al-Quran, karena untuk menafsirkan Al-Quran syarat yang paling utama adalah seseorang itu harus beriman dulu bahwa Al-Quran itu benar datangnya dari Tuhan pencipta Alam semesta, dan benar bahwa Muhammad SAW itu utusan tuhan, yang menyuruh para sahabatnya menuliskan Al-Quran. Wallahu’alam

Referensi :

(1) http://www.tandapagar.com/nama-nama-perusahaan-yang-bergabung-dalam-proyek-reklamasi-teluk-jakarta/4/

(2)http://www.suaranews.com/2016/06/terungkap-kesamaan-ahok-dan-jenderal.html?m=0

(3)http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/16/07/16/oaewxr330-pks-harap-nelayan-korban-penggusuran-proyek-reklamasi-diberdayakan

Leave a comment